Monday, July 1, 2013

aku capek...

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran… “Oh Ayah, ayah” kata sang anak…

“Ada apa?” tanya sang ayah…..

“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…

aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capek, sangat capek …

aku capek karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung… aku ingin jajan terus! …

aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…

aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman-teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…

aku capek ayah, aku capek menahan diri… aku ingin seperti mereka… mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah! ..” sang anak mulai menangis…



Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.


Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…


“Waaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.

” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”

” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”

” Itu karena orang-orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”

” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah?”

” Nah, akhirnya kau mengerti”

” Mengerti apa? aku tidak mengerti”

”Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga…
dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangat indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa-apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”

” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”

” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain,
jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”

” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ”

Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya...

what a dream!

Mimpi, semua orang kenal dengan yang namanya mimpi. Kadangkala ketika kita bermimpi baik, kita kabarkan pada orang-orang terdekat, begitupun ketika bermimpi buruk, kita ceritakan kepada mereka. Didasari keinginan untuk mencari takwil (menjelaskan makna-makna yang diperoleh melalui metode isyarat) dari mimpi-mimpi tersebut. Bahkan sebagian orang mencoba membuka buku 'primbon' untuk sekedar mencari arti mimpi dalam tidurnya.

Pertanyaannya..
Bagaimana sebenarnya Islam menyikapi persoalan mimpi? Dan mengapa harus dilihat dari sudut pandang Islam?

Jawabnya..
Mimpi merupakan sebuah keadaan ketika manusia mengalami suatu kejadian yang memberikan gambaran kehidupan lain yang terkadang bisa memberikan makna dalam kehidupan sesungguhnya. Mimpi bisa jadi isyarat yang diberikan Allah kepada hamba-Nya berupa berita baik atau buruk dan mimpi ada yang memiliki makna dan ada pula yang berupa mimpi kosong sekadar permainan setan kepada manusia.

Contoh sederhana, ketika kita membayangkan kelak dimasa depan kita ingin memiliki rumah, mobil atau bercita-cita ingin menjadi orang terkenal, biasanya tindakan atau perbuatan seperti itu bisa disebut mimpi. “aku bermimpi suatu saat nanti akan ….” ya! seperti itulah ungkapannya.

Mimpi = keinginan, cita-cita, harapan dan khayalan untuk suatu hal yang ingin terjadi di masa depan

Mimpi = Gambaran aktivitas atau kejadian yang terjadi pada saat seseorang tidur.

Dalam sharing kali ini, kita sama-sama mencoba memahami lebih jauh mengenai mimpi berdasarkan islam, karena tidak ada suatu ilmu yang kadar kepastiannya melibihi ilmu islam (ilmu yang berdasarkan kepada firmah Allah yang terdapat di Al-Qur’an.

Beberapa ayat Al-Qur'an yang menyebutkan perihal mimpi :

Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: “Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia.” Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. (QS. Al-Israa : 60)

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ashshaaffaat: 102)

Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta’bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu[743] sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Yusuf : 6)

Dari beberapa ayat diatas bisa kita cermati, bahwa mimpi adalah suatu perkara yang dikenal dalam islam, dan lebih dari itu Allah subhanahu wata’la memberikan beberapa kelebihan kepada nabiNya, yaitu kemampuan untuk menta’wil atau menterjemahkan maskud dari mimpi. salah satunya kepada nabi Yusuf ‘alaihi salam, yang kita kenal memiliki mu’jizat menafsirkan mimpi.

Beberapa Hadits (segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an) yang menyebutkan perihal mimpi :

dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa sesungguhnya dia mendengar Nabi saw bersabda:

“Apabila sesorang dari kamu memihat suatu mimpi yang menyenangkan maka sesungguhnya mimpi itu hanyalah dari Allah swt, maka hendaknya ia memuji Allah swt (bertauhid) atas mimpinya dan hendaknya ia memberitahukannya. Dan apabila ia melihat tidak demikian dari yang tidak menyenangkannya maka sesungguhnya mimpi itu hanyalah dari syaitan, maka hendaklah ia memohon perlindungan (ta’awwudz kepada Allah swt) dari keburukannya dan janganlah menuturkannya kepada seseorang, maka mimpi itu tidak membahayakannya (madharat).” (HR : Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,yang artinya :
“Tidaklah tinggal dari tanda-tanda kenabian kecuali berita-berita gembira”. Para shahabat bertanya :”apa itu berita-berita gembira?”, Rasulullah saw bersabda: “mimpi yang baik” (hr. Bukhari).

diriwayatkan bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw:

“Sesungguhnya saya telah bermimpi (melihat) kepalaku telah terputus (dari badanku) lalu saya mengikutinya dari belakang, maka Nabi saw mencelanya dan bersabda : “Janganlah kamu ceritakan (kepada orang lain) permainan syaithan terhadapmu di dalam mimpi(mu)” (HR. Muslim)
Dari beberapa hadits diatas bisa kita simpulkan bahwa mimpi terbagi kedalam dua bagian :

1. Mimpi Baik,

Yaitu mimpi yang dirasakan oleh si pemimpi berupa sesuatu yang baik bagi dirinya, bukan berupa kesedihan, atau hal-hal yang dirasakan menyedihkan, membuat gundah dan gelisah.
Dan juga ada yang mengatakan mimpi baik cirinya tidak di dahului oleh khayalan atau pikiran sebelum tirdur, mimpi benar-benar datang sendirinya. dan tidak terkait dengan kejadian sebelum si pemimpi tertidur.
Mimpi baik datangnya dari Allah Subhanhu wata’ala, dan seyogyanya bagi kita yang mengalami mimpi baik memanjatkan puji dan syukur kepada Nya, dan juga menceritakan mimpi baik ini kepada orang yang dianggap baik. sebagai mana kutipan hadits :
Apabila sesorang dari kamu memihat suatu mimpi yang menyenangkan maka sesungguhnya mimpi itu hanyalah dari Allah swt, maka hendaknya ia memuji Allah swt (bertauhid) atas mimpinya dan hendaknya ia memberitahukannya (HR. Bukhari)

2. Mimpi Buruk,

Yaitu mimpi yang dirasakan tidak baik oleh si pemimpi, biasanya mimpi yang menyebabkan rasa sedih, takut, khawatir berlebihan, gundah dan gelisah.
Mimpi buruk ini datangnya dari syaitan, sebagai musuh utama manusia, syaitan hendak memberikan gangguan dari berbagai arah, salah satunya dari mimpi.
Oleh karenanya Jika seseorang mengalami mimpi yang tidak disukai, disunnahkan melakukan lima perbuatan. Yaitu, mengubah posisi tidur, meludah ke kiri sebanyak tiga kali, memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, bangun dan shalat, dan tidak menceritakan mimpinya kepada siapa pun.

“Dan apabila ia melihat tidak demikian dari yang tidak menyenangkannya maka sesungguhnya mimpi itu hanyalah dari syaitan, maka hendaklah ia memohon perlindungan (ta’awwudz kepada Allah swt) dari keburukannya dan janganlah menuturkannya kepada seseorang, maka mimpi itu tidak membahayakannya (madharat).” (HR : Bukhari)

Hindari kebiasaan menafsirkan mimpi tanpa ilmu!

Saat ini masih banyak sekali orang yang mencari-cari ta’wil, tafsir atau arti dari mimpi yang dialami, bahkan tidak banyak yang terjatuh ke jurang Ke-Syirikan, dimana orang tersebut mempercayai ucapan atau tafsiran dari seseorang yang tidak sama sekali mengetahui ilmu ta’wil ini.
Yang perlu kita yakini saat ini adalah, bahwa mimpi itu ada dua macam, mimpi baik yang datangnya dari Allah dan mimpi buruk yang datangnya dari syaitan, tidak perlu kita mencari-cari arti mimpi kita, karena kebanyakan jawaban dari penta’wil mimpi saat ini adalah salah, apalagi bersumber dari sesuatu yang salah seperti ramalan china, ramalan kejawen, bahkan berasal dari cerita orang dulu yang tidak jelas sumbernya.

Wallahu’alam.

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi siapapun yang membaca, saya sangat terbuka sekali menerima hal baru dari siapapun yang lebih mengetahui dan memahami tentang hal MIMPI ini. Karena melalui tulisan ini saya hanya mencoba berbagi pemahaman dan bukan bermaksud untuk menggurui siapapun.

Be Sociable, Share (:

Sunday, June 30, 2013

why so serious?

pernahkah berdiskusi dengan angin? atau langit dengan segala perbedaan cakrawalanya?
pernahkah merasa mereka mengerti atau bahkan tidak mengerti pesan apa yang ingin disampaikan?
pernahkah merasa terbunuh pelan-pelan oleh racun yang tak berwujud?
pernahkah berfikir mengapa bumi ini harus berevolusi? berotasi? serta alam, mengapa harus melakukan penyeleksian?
pernahkah menatap tajam, berdiri tegak benar-benar tepat di bawah matahari yang bersinar?
pernahkah merasa terdampar diantara milyaran manusia?
pernahkah memerintah otak dan hati untuk tidak selalu tidak saling beradu argumen? atau mengapa keduanya harus berhubungan?
bagaimana rasanya?

langit.. dia besar,menguasai semesta. dia tidak banyak bicara, tapi dia selalu tahu kapan waktu yang tepat untuk bicara. sekalinya dia bicara, semesta akan memerhatikan. langit tak perlu pengertian, dia tak perlu belajar untuk mengerti siapapun atau apapun, dia tak perlu dimengerti karena tak akan ada yang mengertinya sekalipun cakrawala.

cakrawala.. dia membatasi ufuk yang dipandang secara mendatar melintasi garis horisontal permukaan bumi dan kaki langit. cakrawala merupakan garis pandang ke dalam dua kategori, dia membawa satu tujuan. untuk melihat dua dimensi berbeda dalam realita sosial. madu atau racun.

madu atau racun? atau keduanya?
saat sebagian menenggak racun, sebagian lainnya menenggak madu.
begitu pula sebaliknya.
memang tak pernah ada yang benar-benar akan bersama. yang ada hanya bayang-bayang dari cakrawala masing-masing bagian.

alam semesta ini, dengan seluruh bagiannya yang saling berkaitan yang benar-benar membentuk satu kesatuan sistem yang besar itu, apakah terwujud dengan sendirinya? ataukah dia memperoleh wujudnya dari sesuatu yang lain?

bagaimana dengan masyarakat manusia yang terdiri atas milyaran wujud dan tak terhitung spesies-spesies tumbuhan dan hewan baik di daratan maupun di lautan yang tertata rapi membentuk rantai-rantai ekosistem dan berbagai keteraturan dan ke-salingterkait-an?

otak.. dia adalah pusat pemikiran. darinya lah muncul begitu banyak ide-ide yang diperoleh dari berpikir, membayangkan dan menemukan.

hati.. dia mengenal, membuka dan memanfaatkannya.
seberapa sering mengalami perasaan tenang dan bahagia dari hati tanpa menggunakan panca indera?
seberapa sering menyadari kebenaran dari hati mengetahui apa yang dirasakan, dan bukan dari hasil jawaban yang disimpulkan?

DIA memberikan dua titikdua dengan membiarkan dan mempercayakan kepada yang dipercaya untuk memilihnya, mau didampingkan dengan apa kedua titikdua tersebut? tanda kurung tutup ataukah tanda kurung buka? sejatinya, realita sosial manusia memang selalu melulu berhadapan dengan pilihan.
dalam memilih, apa harus melulu dilakukan secara bersama? bisa tidak, bisa jadi juga iya.
tidak. karena pada akhirnya manusia harus mempertanggungjawabkan dirinya sendiri,bukan karena oranglain atau untuk oranglain.
iya. karena hidup tidak melulu dihadapkan dengan pertanggungjawaban terhadap diri sendiri.
hakikatnya, DIA menciptakan manusia untuk hidup berpasang-pasangan dan berkelompok bermasyarakat untuk menciptakan kehidupan.
dalam bahasa subjektif saja sudah kekal tercipta kata; aku,kamu,dia,kita,kalian,dan mereka.
semua sudah ada yang mengatur,yang diperlu hanya menjalani berdasar energi positif.
mengapa harus terlalu serius?
jadi, kalau merasa diri sebagai manusia, nikmati saja segala aturan yang sudah diatur-Nya. sederhana, bukankah?